“Dunia ini, tampak membosankan. Dari sudut manapun ku lihat, terasa sama saja. Monoton. Kehidupan yang monoton. Apa yang sebenarnya ku cari disini? Hidup seperti apakah yang ku inginkan.”
Mimpi adalah bunga tidur. Bunga itu ada yang harum dan busuk baunya, kadang layu dan mekar dengan indah, atau berduri hingga melukai hati nurani. Ialah mimpi, segala hal indah berharap nyata, dan segala hal buruk berharap musnah. Ialah mimpi, penghibur dikala duka, atau pengubur suka cita.
Gundah gulana, buruknya mimpi, indah dan bahagia semua akan hilang setelah terbuka mata di pagi hari. Tiada dapat kita bawa ke alam nyata, hati hanya bisa bergumam “oh, hanya mimpi”.
Begitulah mimpi, sedih senang sementara, kala bangun hanya bisa mengingatnya sementara. Maka hendaknya kita hidup seperti bermimpi, ketika membuka mata kita telah di surgaNya dengan kenikmatan abadi dan senang selamanya.
“Nikmatilah kehidupan” adalah salah satu motivasi untuk terus menjalani kehidupan. Menikmati yang bagimana? Banyak orang yang memaksakan diri untuk menikmati kehidupan. Merekalah yang belum kenal dengan arti kehidupan itu sendiri. Kehidupan itu suci, diberikan oleh Sang Maha Suci. Beberapa orang memang terlihat menikmati kehidupannya yang berkecukupan, menikmati kemewahan, pergi liburan, ke pengajian dan segala kegiatan menyenangkan lainnya. Lalu mereka yang melarat, hanya bisa mengeluh dan mencerca orang yang membagi kebahagiannya di sosial media dengan mengatakan riya’.
Hidup tak hanya disitu sahabatku, ingatkah Firman Allah bahwa tiada satupun orang yang tidak diuji olehNya? Mereka terlihat bahagia, karena mereka telah menyimpan rapih kisah pilu, mereka mengeluh dalam kebisuan, hingga hanya tampak ceria di hadapan kita.
Kehidupan hanya milikNya, kita milikNya, kita hidup lalu mati menghadapNya. Kita dihujani kesedihan, diserang hinaan, dicerca bertubi-tubi. Tariklah nafas, lalu katakanlah “Ini, hanya mimpi. Hingga saat aku bangun, aku akan di surga”.
Hiduplah hanya untuk taat, kerjakan perintahNya, jauhi laranganNya, tebarkan kebaikan, bersabar dalam ujian. Kehidupan hanyalah kisah yang sudah di tuliskanNya dengan kita pemeran utama hanya bisa menjalankan penuh ridha. Jika kita mencaci kehidupan, maka kita telah menghinaNya. Apabila kita membenci hidup, maka sama saja dengan membenci Yang Maha Hidup.
Hiduplah seperti bermimpi, lalu mainkan mimpimu dengan Taat. Perankanlah tokoh protagonis, jangan bosan menjadi lebih baik. Hingga saat kita terbangun kelak, kita sudah berada di syurga. Insyaallaah..