Assalamu’alaikum
wr wb
Ukhty, apa kabar? Semoga ukhty
selalu mendapat rahmat dari Allah swt.
Ukhty, pernah nggak merasa sejuk,
nikmat, nyaman di hari-hari yang sering ukhty lalui? Pernah nggak berfikir,
betapa sejuk hirupan udara pagi dan sore hari? Pernah terbayang sebelumnya,
nikmat makanan yang halal nan baik? Pernah terasa betapa nyamannya ketika ukhty
berbaring, berdiri atau duduk sambil menikmati langit biru menghampar luas di
atas sana?
Ukhty, hal tersebut merupakan
keridhoan Allah untuk kita. Allah ridho memberikan kenikmatan-kenikmatan itu
untuk kita. Kenikmatan itu bagi Allah kecil untuk diwujudkan, namun bagi kita
yang sedang merasa kelelahan misalnya, sehabis pulang kuliah atau bekerja, atau
kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya, saat kita membutuhkan yang namanya
istirahat, membiarkan tubuh rehat sejenak, menghirup sejuknya udara yang tiada
bisa ditandingi oleh AC, nikmatnya makan dan minum disaat lapar telah
menjelang, serta nyaman dan damainya perasaan setelah melakukan penyegaran jiwa
melalui sholat adalah sesuatu yang sangat besar pengaruhnya bagi kita.
“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa
yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah."
Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang.” (Al-An’am : 12)
Dalam potongan ayat di atas, Allah
telah berjanji bahwa Allah pasti akan melimpahkan rahmatNya yang menandakan
kemurahanNya karena kasih sayangNya. Keridhoan Allah
tersebut adalah salah satu tanda kasih sayangNya pada kita.
Diceritakan saat perang Tabuk,
terdapat seorang Ibu yang sedang berusaha mencari bayinya. Setelah menemukan
bayinya, ibunya menggedong dan menyusuinya. Rasulullah berkata pada para
sahabat, bahwa tidaklah mungkin bagi seorang Ibu membahayakan anaknya sendiri,
karena sifat kasih sayangnya yang luar biasa, namun perlu diketahui, bahwa
kasih sayang Allah pada hambaNya melebihi kasih sayang seorang Ibu.
Subhanallah.
Ukhty, kita sudah tahu, bahwa tidak
selamanya awan itu putih. Adakalanya saat mengandung air hujan, awan berubah
menjadi hitam. Begitu pula kita. Ada saat-saat dimana kita menemui hitamnya
awan pada diri kita. Kita sering melupakan Allah saat meluapakan kebahagiaan
kita. Ada pula dimana kita memang sangat membutuhkan pertolongan Allah, baru
kita meminta kepadaNya. Namun saat keinginan kita terwujud, kita hanya
merealisasikannya dengan ucapan ‘Alhamdulillah’ dan setelah itu melupakanNya
lagi. Astaghfirullahal’azhim.
Ukhty, janganlah awan hitam itu terus
menerus disimpan dalam diri. Hujankanlah ia. Lewat air mata memohon ampunan
padaNya. Tobatlah padaNya. Cintailah Ia, sebagaimana Ia mencintaimu. Sujudlah
dan pujilah Ia. Niscaya, Allah takkan pernah menutup pintu tobatNya sebelum
ajal menjemput kita.
“Dan
Dialah yang
menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan
dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (Asy-Syuura:25)
Ukhty, cobalah rasakan kenikmatan
iman dalam mencintaiNya. Lewat sholat sebagai interaksi denganNya, lewat
Al-Qur’an sebagai surat-surat cinta dariNya. Lihat dan rasakan betapa Allah
menyayangi dan mencintai hambaNya. Tidakkah ukhty rasakan Allah dekat dan
memperhatikanmu? Tidakkah hatimu akan lunak sehingga mengucurlah pancaran air
mata ke pipimu, mengingat betapa banyak skenario-Nya dalam menjaga dan
mengawasimu, membimbingmu ke jalan yang Allah ridhoi. Ukhty, semua yang telah
terjadi, bukanlah hal yang kebetulan. Semuanya telah direncanakan dan diatur
indah oleh Sang Pemilik Keindahan.
Kadang kita merasa ragu. Benar ukhty? Ragu apa? Ragu terhadap
janji-janjiNya. Ya, keraguan inilah yang membuat kita sering goyah hingga
melupakan Maha sifat-sifatNya Yang Mulia. Keraguan itu diakibatkan oleh kurang
cerdasnya akal kita, sehingga kita tidak pernah bisa merasa ihsan. Inilah yang
berbahaya, kita melupakan bahwa Allah selalu melihat setiap gerak gerik kita,
yang haq maupun yang bathil. Kita juga meremehkan bahkan lupa akan pahala dan
dosa yang pernah dilakukan. Padahal Allah telah jelas berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” (Az-Zalzalah : 7-8).
Ukhty, ketahuilah dan yakinilah, Allah bukan seperti
kita, yang selalu ngaret dalam
penepatan janji. Allah tidak seperti kita yang dengan mudah membatalkan janji.
Allah Maha Penepat Janji.
Salah satu lagi tanda sayangNya Allah pada kita ialah
dijanjikanNya surga pada kita. Allah telah menerangkan nikmat-nikmat yang lebih
nikmat dari nikmatnya dunia disana.
“Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki
buah-buahan dalam surga-surga itu,”(Al-Baqarah : 25)
Subhanallah,
kurang sayang apalagi Allah pada kita? Tinggal kita saja lagi yang belum
sepenuhnya menyadari akan sempurnanya Allah memberikan kemurahanNya.
Tersebutlah
kisah seorang akhwat yang mempunyai kekasih (baca : pacar) yang pertama kali. Mereka
saling menyayangi dan masing-masing dari mereka selalu mengutarakan cinta. Si
pacar selalu berusaha membahagiakan si akhwat tersebut, dengan janji-janji
manis serta kado-kado yang unyu.
Begitu pula si akhwat, dia berlaku sama sampai seterusnya, sampai
berbulan-bulan dengan bumbu-bumbu rasa beraneka warna. Terkadang marahan, kadang baikan. Sampai akhirnya si pacar memutuskan untuk berpisah (baca :
putus), sehingga meledaklah tangis sang akhwat. Padahal sebelumnya dia mengira
bahwa do’i lah yang akan menjadi pacar pertama dan terakhirnya. Dia sesali juga
akan komitmen yang mereka buat saat awal-awal pacaran, bahwa mereka akan
pacaran dan nggak akan putus sampai nikah. Dia merasa rugi pula terhadap uang
yang ia habiskan hanya untuk membeli hadiah-hadiah untuk sang pacar, mentraktir
makan, mengisikan pulsa, dll, dst, dsb, yang padahal uang tersebut adalah jatah
uang bulanan yang diamanahkan oleh orang tuanya untuk digunakan pada hal-hal
yang berhubungan dengan kepentingan sekolah. Astaghfirullahal-‘azhim.
Na’udzubillah min dzalik.
Ukhty,
begitulah jika rasa sayang dan cinta kita tidak diarahkan dengan semestinya.
Cinta pada seseorang yang belum halal seperti di atas (baca : pacar) akan
mengundang mudharat, sakit hati, galau berkepanjangan, mubazir air mata, dan
rugi (rugi rasa, rugi waktu, rugi uang). Dan hal yang paling berdosa adalah
pada saat kita membohongi dan menyalahi amanah orang tua. Mengaku untuk
keperluan sekolah, tapi nyatanya digunakan untuk hal-hal lain. Astaghfirullahal’azhim.
Nah,
beda halnya jika kita hanya mencintai Allah seorang, semata, dan satu-satunya. Kita
takkan pernah galau dan sakit hati, malah : “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(Ar-Ra’du : 28), dan juga anti-rugi, karena Allah : “Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala
kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.”(Muhammad : 36).
Ukhty,
izinkan penulis berbagi tips, agar kita bisa senantiasa zikrullah (mengingat
Allah swt) :
Pertama, selalu bersikap ihsan, yaitu
selalu menghadirkan Allah dalam setiap ibadah yang kita lakukan, dengan arti
lain beribadahlah seakan-akan Allah melihat kita dan kita melihatNya. Dengan
begitu, tak akan luput satu perkarapun tanpa mengingatNya. Dengan Ihsan, kita
juga akan selalu terhidar dari perbuatan yang sia-sia.
Kedua, azzamkan pada diri, bahwa cukuplah
Allah menjadi Penolong kita dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung bagi kita.
Dengan begitu, insyaAllah apapun yang akan kita lakukan, berbagai rintangan dan
musibah yang akan hadir, yakinlah hanya Allah yang dapat membebaskan belenggu
tersebut. Begitulah, bukti cinta Allah pada kita. Dia selalu menolong, menjaga
dan melindungi kita. Patut bagi kita untuk selalu bersyukur dan memujiNya.
Ketiga, ingatlah setiap doa-doa yang
selalu diijabah oleh Allah swt. Inilah bukti cinta Allah yang besar : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Allah, Maha Pengabul Doa. Tak ada satupun doa yang
tak didengar oleh Allah swt. Allah-pun tak pernah tak mengabulkannya. Namun
perlu diketahui, dalam mengabulkan doa, Allah punya tiga kriteria : langsung
dikabulkan, diganti dengan yang lebih baik, disimpan Allah karena Allah lebih
Tahu apakah yang kita inginkan itu baik dampaknya bagi diri kita atau tidak.
Wallahu a’lam bish-shawwab.
Wassalamu’alaikum
wr wb.
0 comments:
Posting Komentar