Kebenaran dalam mengimani Allah, MalaikatNya, Kitab Suci, Rasulullah, hari akhir, qada dan qadarNya. Kebenaran dalam enam ; rukun iman.
Kebenaran tampak pula pada syahadat, Allah ialah Tuhan, Muhammad sang Rasul teladan. Kebenaran shalat ; Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Kebenaran pun terpetik pada perintah puasa ramadhan. Kebenaran pula pada perintahNya untuk zakat dan hadiri diri di kota Al-Mukaramah dalam rangka berhaji. Kebenaran meliputi yang lima ; Rukun Islam.
Kebenaran tampak pada perintahNya dalam rangka penjagaan kehormatan; tutup aurat bagi muslimin dan muslimat. Dari kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak untuk perempuan, dari pusar hingga lutut untuk lelaki.
Kebenaran dalam kesungguhan usaha akan berhasil, kebenaran jika kesabaran dalam segala ihwal kan berbuah keberuntungan, kebenaran dalam penitian jalan maka kan sampai tujuan.
Kebenaranpun meliputi kalimat indah basmallah sebagai pembuka segala kegiatan agar keberkehan dan kebaikan memancar daripadanya. Kebenaran menutup segala amal yang diniatkan ibadah hadir ketika hamdalah terucap.
Kebenaran Nabi Muhammad saw dalam menyampaikan risalahnya kepada umat dengan segala sifat utama nan mulia. Kebenaran debat si Ibrahim pada Namrudz saat berucap, Tuhanku menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari Barat, maka terbungkamlah raja kejam itu. Kebenaran cinta ‘Ali pada Fathimah, mengalah atau mengambil kesempatan, yang pertama pengorbanan, yang kedua keberanian. Kebenaran Maryam melahirkan Isa, nabi yang pada waktu bayi bias bicara jelas sekali.
Kebenaran binasanya Lahab dan isteri, di abadikan dalam surah tersendiri. Kebenaran tenggelamnya sang tirani Fir’aun di laut merah, hingga jasadnya bias ditemui sebagai mumi, memperlihatkan bahwa azab Allah memang nyata dan tidak luput sama sekali.
Kebenaran adalah kebahagiaan ; bahagia di saat terbaca ayat-ayatNya, bahagia ketika dituntutNya untuk berbuat mulia, bahagia dikala saling nasihat dan berbagi kebaikan dengan sesama.
Kebenaran dalam bakti pada orang tua, mengasihinya, mamatuhi perintah baiknya, menjaganya di kala mereka telah renta.
Kebenaran pada sucinya pernikahan di atas bahayanya budaya pacaran. Kebenaran pahala setelah kehalalan atas dosa di atas kemaksiatan.
Kebenaran membawa peradilan di setiap sudut negeri. Kebenaran membuncah ketika para penguasa mendengar keluh rakyatnya walau itu menyakitkan telinga. Kebenaran tentang perlunya mematuhi syari’at islam dalam segala hukum yang tersedia.
Kebeneran adalah keseimbangan, antara dunia dan akhirat. Kebenaran adalah keindahan surga dan bengisnya neraka.
Kebenaran menuntut manusia untuk berjuang atas namanya. Semoga muslimin dan muslimat senantiasa menggoreskannya walau hanya di atas pelepah kurma atau kelapa.
"Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu" (Az-Zahukruf : 78)
Saksikanlah Kebenaran
Tentang Aurat Wanita (lagi?)
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (An-Nur : 31)
Sahabat, mungkin sudah bosan dengan hal ini, maafkan, tetapi tak salah jika kita sedikit mengulas kembali masalah aurat ini. Agar senantiasa tercurah kebaikan pada diri tuk memahami hakikat kehormatan pada diri yang indah nan mempesona. Semoga tulisan yang masih bercela ini dapat kita arungi bersama dengan istighfar padaNya.
Sahabat, tak jemu diri ini bermuhasabah sembari menggerakkan jemari, bahwasanya Allah selalu mengawasi keberadaan kita. Di maya maupun nyata. Kadang teriris hati ketika ada di antara sahabat dengan bangga memperlihatkan hitam rambutnya, putih kulitnya, bahkan hal yang sangat (maaf) membahayakan jika yang melihat para lelaki bejat. Dan yang lebih memilukan, hal tersebut dilakukan hanya untuk dikatakan cantik. Oh sahabat, tak dikata pun, engkau tahu, bahwa Allah menciptakan manusia dengan sabaik-baik rupa.
Sahabat, mungkin sudah berapa kali disebut bahwa aurat wanita dari ujung rambut sampai ujung kaki, namun mungkin terpikir, “ah apa jadinya jika aku berhijab, namun perilaku tak sesuai dengan yang dipakai.” Sahabat, pakailah pakaian taqwa dahulu, akhlakmu nanti kan mengiringi, tentunya dengan banyak belajar dan berusaha seraya do’a mohon ketetapan hati.
Sahabat, mungkin sering terpikir oleh kita, biarlah muda berleha-leha nanti tua bakal tobat juga. Segala puji bagiNya jika memang diberi kesempatan olehNya, namun siapa yang tahu kalau saat muda tak peduli dosa, tiba-tiba dicabutlah nyawa, su’ul khatimah jadinya, neraka menununggu disana. Na’udzubillah.
Sahabat, adapun keutamaan menutup aurat itu sangatlah banyak. Di antaranya terjaga kehormatannya, terjaga akhlaknya, terjaga ibadahnya, pahala mengiringi, yang sholeh mendambai, surga menanti.
Ada satu kisah dari salah satu sahabat, ketika ia memutuskan untuk berhijab sempurna, berkobar ibadahnya, rezeki tak henti-hentinya, serta banyak yang mendambainya. Subhanallah. Pantaslah kita beriri padanya dan malu jikalau diri masih tak tahu diri padaNya.
Maka, mulailah dari sekarang sahabat. Mungkin ada yang memulainya dengan kerudung kecil dulu, celana jeans, atau baju yang masih ketat. Tak apa, namanya juga belajar, memutuskan untuk berhijab saja itu sudah keputusan luar biasa, dan Allah pasti berbangga. Foto-foto yang terpajang di dunia maya segera hapus dan ganti dengan yang lebih baik. Namun tetaplah belajar ilmuNya, hingga nanti pakaian lebih rapi, jubah atau rok tak memberi bentuk tubuh, kerudung lebar menutup dada, baju longgar lengan panjang menutupi lengan, kaos kaki agar senantiasa aurat terlindungi seperti sedang sholat. Untuk yang masih sendiri semoga ridho Allah mendapat kekasih halal cerminan diri, untuk para istri agar menjaga kehormatan diri untuk suami. Semoga Allah selalu melindungi. Mari jemput hidayahNya, sahabat yang ku cintai. ^^
Langganan:
Postingan (Atom)