“O Em Ji, gue jatuh cinta sama Ariel No*h nih, kharismanya tu dapet banget.”
“Eh sumpah, baju yang dipake sama anak-anak girlband keren-keren, jadi pengen beli kayak gitu, pasti unyu.”
Itu adalah sebagian lontaran-lontaran menarik yang mungkin saja salah satu dari pembaca pernah mendengarnya atau malah pernah mengucapkannya. Hehe..
Tak apa, menyenangi seseorang akibat fisiknya yang keren, auranya yang khas, atau ingin mengikuti setiap mode adalah hal yang wajar. Sebagai manusia memang tak ada yang melarang, yang dilarang hanyalah mencintai berlebihan seakan menuhankan dan mengagung-agungkan manusia yang pada hakikatnya fana nan lemah ini.
Menjadikan orang sebagai teladan memang tak sepenuhnya juga dilarang, karena Allah sendiri menyuruh kita untuk meneladani Rasulullah saw. atas segala kemuliaan sifat yang ada pada diri belia.
Meneladani seseorang atas yang baik-baik saja itu dianjurkan, malah iri terhadap amalpun tak dilarang. Tetapi di zaman yang mulai sekuler ini semua serta merta berkebalikan dengan aturanNya, yang hendaknya meneladani sifat orang-orang mulia, tetapi malah mengikuti mode tak syar’i dari berbagai orang yang disenanginya. Bahkan ada yang ikut-ikutan berzina, pacaran atau menurutkan kehidupannya seperti kisah cinta (sejati?) yang ada di tivi-tivi.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.(Al-Israa’(17) : 32)
Sungguh memprihatinkan memang, di zaman yang semakin hedonis ini umat-umat malah tak segan lagi melakukan tindakan yang di luar kendali. Memang, sebagian orang tak tahu akan ilmu dan sebagian aturanNya, seperti indahnya doa Nabi Muhammad saat di Ta’if, sungguh mereka tak tahu, maka ampunilah. Namun sekarang ilmu telah mulai menyebar luas, jadi alangkah baik dan terpuji jikalau kita turut mempelajarinya. Bahkan sekarang para da’i bertebaran dan sedang semangat menyebarkan kebenaran. Sekarang yang sudah tahu tapi tetap melakukannya mungkin sedang kekurangan motivasi, hingga para motivator islam pun keluar untuk mencoba membangun gairah dan semangat ibadah. Namun jika masih ada yang melanggarnya, bagaimana? Entahlah, tak pantas rasanya berujar dan menjudge bermacam alasan mereka. Berbaik sangka saja, mungkin mereka masih sedang dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan. Kita hanya berdoa semoga kita diberikan umur yang panjang dan dengan segala keberkahan di akhir hayat bisa bertobat padaNya. Eit, hati-hati pula jika memang hatinya tak bisa terbuka, Allah pernah berfirman dalam Al-Qur’an bahwasanya Allah memang sengaja menutup mata hatinya agar terus menjauh dari kebenaran.
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya[473]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.(Al-an’am : 39)
Na’udzubillahi min dzalik.
Sahabatku, marilah kita coba memaksa diri kita agar terus dapat mempersembahkan yang terbaik untuk dunia dan akhirat. Teladani sifat-sifat yang sempurna Rasulullah, sifat-sifat utama para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau. Barangkali jikalau tak bisa melaksanakan kewajibanNya, maka cukup jauhi laranganNya. Begitu pula, jikalau tak bisa menjauhi laranganNya, maka laksanakan perintahNya. Terasa ada yang aneh? Benar, semua memiliki makna yang sama. Sebagai contoh sholat itu wajib. Jika berat untuk melaksanakannya, maka jauhi laranganNya, yaitu meninggalkan sholat. Maka disini artinya engkau tetap harus mengerjakannya. Begitu pula jika kau tak bisa menjauhi larangannya berupa Zina, laksanakanlah perintahNya, yaitu jaga hati dan matamu, menikahlah atau puasalah. Begitulah, ini adalah jual beli yang tak bisa ditawar-tawar. Hukum Allah itu sempurna dan tak ada cela.
Rasulullah yang tak pernah marah, selalu rendah hati, walaupun Ia seorang raja yang luar biasa di dunia. Ia adalah seorang pemimpin yang adil, panglima perang yang tangguh, suami yang memuliakan istri dan seorang ayah yang sangat menyayangi putra-putrinya. Adakah dijaman sekarang ini pemimpin layaknya Rasulullah? Memang inilah yang seperti Allah firmankan, ia adalah suri tauladan bagi sekalian alam.
Jadi, sekarang mau seperti apa atau siapa kita? Mau meneladani siapa kita? Sifat-sifat hedonis nan liberal yang dimiliki sebagian idol di tivi kah, atau sifat-sifat utama nan mulia milik Rasulullah kah?
Wallahu 'alam bish-shawwab..
Tentukan pilihanmu, sekarang!! ^_^
0 comments:
Posting Komentar