*ga ada yang nanya ><*
Ada kasus lagi nih sahabat. Ini diaa...
Sering kali saya membaca entah itu di FB, Twitter atau blog-blog yang membahas tentang “cantiknya muslimah hendaknya tidak untuk dipajang”. Maksudnya adalah, hendaknya seorang muslimah tidak berfoto menunjukkan kecantikannya (wajah, lekuk tubuh, aurat, dsb) agar tidak membuat pria tergoda, hingga dapat melakukan hal yang keluar daripada syari’at.
Aaaahh... Waktunya saya untuk menganalisa kasus ini.
Pertama : Dalam islam, malu merupakan sebagian dari cabang iman. Tentu saja itu benar, kalau tidak malu kepada Tuhan ataupun orang sekitar, kita akan selalu berbuat kerusakan atau maksiat-maksiat lain. Nah, dalam kasus malu ini, muslimah dianjurkan untuk tidak memajang foto yang menunjukkan atau memperlihatkan kecantikannya (wajah, lekuk tubuh, aurat, dsb) karena itu “katanya” sebagian dari tindakan malu. Benar sekali, wanita yang malu pasti akan menyembunyikan apapun berkenaan dengan dirinya.. hihi.. Tapi serius loh.. Kasus di atas menurut saya tidaklah salah, menyeru wanita yang pada hakikatnya penuh kelembutan dan keindahan untuk mempunyai rasa malu, karena dikhawatirkan laki-laki akan tergoda untuk melakukan hal-hal diluar syari’at. Seperti apa itu? Yah, tanya aja para lelaki :p - Dan wanita yang membuat laki-laki sampai berbuat maksiat pun turut kena dosa juga. Na’udzubillaah. Menurut penelitian, laki-laki itu akan berpikir tentang s*x setiap 52 detik sekali loh. Nah kan, secara ilmiah udah kayak gitu. Ayo kasihani para lelaki. Mereka juga butuh perlindungan. Perlindungan dari kita agar tidak berbuat hal yang tidak senonoh. T_T
Ada cerita nih dari salah seorang sahabat saya. Ceritanya dia lagi bercakap-cakap dengan teman sekelasnya. Temannya kebetulan laki-laki. Begini inti pembicaraannya : (W : wanita ; L : laki-laki)
W : Perempuan seperti apa yang membuatmu tergoda.
L : Perempuan yang menampilkan lekuk tubuhnya.
W : bagaimana kalau dia berhijab?
L : Kalau masih kelihatan lekuk tubuhnya, masih dapat membuat laki-laki tergoda.
W : Bagiaman agar laki-laki tidak tergoda?
L : berpakaian lah yang lebar, yang sama sekali tidak menampakkan lekuk tubuhnya. Aku sih gitu. Hehe
Maka dianjurkan sekali untuk para muslimah agar menyembunyikan kecantikan fisiknya, baik itu dari segi wajah, lekuk tubuh ataupun auratnya. Buatlah kecantikanmu itu hanya untuk suami mu.
Ada cerita nih dari salah seorang sahabat saya. Ceritanya dia lagi bercakap-cakap dengan teman sekelasnya. Temannya kebetulan laki-laki. Begini inti pembicaraannya : (W : wanita ; L : laki-laki)
W : Perempuan seperti apa yang membuatmu tergoda.
L : Perempuan yang menampilkan lekuk tubuhnya.
W : bagaimana kalau dia berhijab?
L : Kalau masih kelihatan lekuk tubuhnya, masih dapat membuat laki-laki tergoda.
W : Bagiaman agar laki-laki tidak tergoda?
L : berpakaian lah yang lebar, yang sama sekali tidak menampakkan lekuk tubuhnya. Aku sih gitu. Hehe
Maka dianjurkan sekali untuk para muslimah agar menyembunyikan kecantikan fisiknya, baik itu dari segi wajah, lekuk tubuh ataupun auratnya. Buatlah kecantikanmu itu hanya untuk suami mu.
Kedua : Kita kan udah pada tau, kalau asal semua hukum adalah mubah. Maka menurut analisa saya boleh-boleh saja berfoto kemudian mempublis atau memajangnya di media sosial, tapi hendaknya dikaitkan dengan niat. Niat yang bukan untuk membuat lelaki tergoda dengan kecantikannya. Bagaimana itu? Ya bisa aja kan foto-foto seleb yang berjilbab lebar misalnya itu untuk menunjukkan “beginilah seharusnya wanita berhijab” atau dia foto sama suaminya untuk menunjukkan “ini suamiku, maka jangan goda aku atau goda suamiku”, lalu berfotolah dengan wajar, hindari gaya centil atau terkesan menggoda ya. Biasa aja, jangan lebay atau alay. Hehe. Tidak pula sampai keliatan lekuk tubuhnya (ex : dada, pantat, pinggang) atau sampai keliatan auratnya.
Kemudian ada kasus begini lagi nih, muslimah yang sudah merasa faham lalu pakai foto belakang niatnya gara gak keliatan wajahnya, cuma menampilkan jilbab lebar menjuntai. Analisa saya, bagus kok fotonya, niatnya supaya muslimah lain mencontoh bahwa begitulah seharusnya para wanita berpakaian. Tapi bagaimana dengan perkataan sayyidina Umar bin Khattab bahwasanya beliau lebih baik berjalan di belakang seekor singa daripada di belakang seorang wanita? Analisa saya lagi, hendaknya tidak pula menampilkan bagian belakang dalam berfoto. Cobalah sedikit menyamping. Tapi ingat jangan sampai niat tercemar. Misalnya saja agar terkesan akhwat sholehah biar para ikhwan suka. Niatnya kan jadi tercemar juga, takutnya ujub kan, jadi seolah paling baik daripada wanita yang tidak menutup auratnya ><
Nah ribetkan jadinya.. T_T
Jadi solusinya apa ya?
Kalau menurut saya solusinya ya, kalau mau pajang foto :
Pertama : lihat-lihat dulu foto mana sih yang mau dipajang.
Kedua : tanya diri, untuk apa sih dipajang-pajang? Untuk memperlihatkan bahwa aku cantikkah, atau betapa muslimahnya aku kah, atau untuk menarik perhatian lelakikah. Ingat setiap niat yang mendatangkan keburukan itu datangnya dari syaithon. Cepat-cepat baca Ta’awwuzh lalu meludah kekiri tiga kali ;)
Ketiga : Lebih bagus lagi, hendaknya tidak usah pajang foto aja. Kalau takut terjadi fitnah atau memang benar-benar murni ingin menjaga diri. Atau untuk cari aman aja. Jaman sekarang udah beda kayak dulu. Kejahatan seseorang sekarang bisa bersumber hanya dari satu foto. :')
Keempat : Bagus lagi, nggak usah punya media sosial lah, biar ga bingung mau majang foto apa enggak haha >_< :v
Kelima : Kembali kepada para guru/pembimbing ya. Tanyakan pada para 'alim ulama bagaimana sih masalah pajang foto ini, baik apa enggak. Ada manfaat atau malah menimbulkan mudharat. Silakan tanyakan pada yang lebih tau. Jangan cuma di situs islam atau media sosial aja ya. Nah kalau udah ditanya silakan share ke saya, jangan simpan sendiri ya, karena saya belum pernah secara langsung mendengar pendapat para ulama tentang hal ini. Bisa share di komentar atau di email saya ar.ridha10@gmail.com, supaya bisa saling meluruskan. Arigatou ^^
Sekian.. Ini hanya argumen dan analisa saya loh.
Petik bunganya saja. Ada yang punya pendapat dan analisa lain, silakan komentar. Saya suka berdiskusi. Dan saya bukan Syi’ah maupun islam liberal ya..
SERTA JANGAN JADIKAN ANALISA-ANALISA SAYA SEBAGAI DALIL UNTUK DIPERDEBATKAN DI SUATU FORUM, Saya bukan ‘alim kok. cuma mau mencoba menjadi seorang analis moderat :v haha..
Wallahu 'alam bish-shawwab
Sekian \^^/
0 comments:
Posting Komentar