Buscar

Pages

السلام Pictures, Images and Photos

Akhlak Berkawan

Setiap manusia hidup berdampingan, tak ada yang sendiri. Pun jika memang ada jiwa yang merasa sunyi, itu hanya sudut yang belum tersentuh cinta nan suci.

Manusia, ah memang mereka suka bersahabat, saling tolong, bahu membahu, berdiskusi, dan seluruh kegiatan sosial yang membawa kepada ladang manfaat ataupun hanya motif hiburan semata tetap jadi kebiasaan.

Tetapi kadang hati bimbang, berkawan namun kadang masih saja ada yang bantah-bantahan, hujat-hujatan, ikhlas minta bayaran. Beruntung berbantah dengan yang baik, tapi ini, hmmm… katanya nasihat tapi menjelekkan. Ingin disanjung dan dipuji sudah jadi habit sehari-hari, merasa tinggi ketika benar tersampaikan, merasa suci jika yang dihujat tertunduk malu dengan diri.

Adalah ustadz Salim.A.Fillah sudah menuliskan kisah perdebatan yang terjadi di antara Imam Asyhab dan Imam Al-Qasim dalam bukunya yang ke 7 ‘Menyimak Kicau Merajut Makna’.

“Aku mendengar Malik berkata begini,” kata Asyhab. Ibn Al-Qasim menimpali, ”justru aku mendengar Malik tidak berkata seperti itu, melainkan begini.” “Aku bersumpah,” ujar Asyhab yang termuda itu dengan suara meninggi, “bahwa ucapanmu keliru!” “Dan akupun bersumpah,”sahut Ibn Al-Qasim, “bahwa engkau salah!”

Dalam keadaan seperti ini hanya ada satu orang yang bisa menjadi hakim atas dua orang alim dan faqih ini saat berselisih, ialah Imam Ibn Wahab. Beliaulah murid Malik yang paling tekun dan teliti mencatat setiap kata yang keluar dari lisan Sang Guru. Catatannya pun adalah yang paling rapi dan paling lengkap. Dan Imam Malik mencintainya melebihi para murid lain. “Malik adalah seorang guru yang keras, tak ada yang selamat dari sifat kerasanya kecuali Ibn Wahab,” tutur para murid lain.

“Kalian berdua benar, tapi kalian berdua keliru dan kalian berdua bersalah,” ujar Ibn Wahab kepada dua orang alim Ayshab dan Ibn Al-Qasim. “Kalian berdua benar karena Malik pernah menyampaikan kedua pendapat itu pada kesempatan yang berbeda. Namun kalian berdua keliru ketika saling menyalahkan. Dan kalian berdua bersalah atas sumpah yang kalian ucapkan dalam membenarkan diri dan mengkelirukan rekannya.”

Duh, betapa indah bukan teguran yang menyenangkan, tak ada diskriminasi, selanjutnya menjelaskan akan kesalahan saling membenarkan diri dan mengekelirukan kawan.

Sekali lagi diri ini ingin mengutip penggalan kata dari sang penulis, ustadz Salim A Fillah. Adab menasihati, bagi penasihat, merasa diri lebih mulia daripada yang dinasihati adalah hijab yang menghalangi tersampaikannya kebenaran. Baik sangka yang didahulukan, kemaafan yang berulang dan nasihat yang tersembunyi adalah kado persaudaraan yang tulus. Pernah bersyair Asy-Syafi’I, “nasihati aku kala sunyi dan sendiri, jangan dikala ramai dan banyak saksi. Sebab nasihat di tengah khalayak terasa hinaan yang membuat hatiku pedih dan koyak, maka maafkan jika aku berontak.”

Kadang diri merasa sakit jika kawan suka sedang kita dalam duka, terasa menyayat ulu hati ketika menolong kawan sampai ia tak peduli lagi, terasa sempit alveoli tatkala kawan berjanji namun tak pernah ditepati. Sumpah serapah terlontar saat merasa kawan menzhalimi, memanfaatkan diri ini tapi tak ada balasan baik darinya. Kadang hati tertegun heran, kaukah sahabat sejati? Duh, sakitnya hati ini, pada kawan yang kita sayangi, karena merasa tak pernah berubah dari jaman itu sampai jaman ini.

Tetapi sekali lagi, ingatkan diri pada sebuah akhlak berkawan, ingatkan lagi pada keikhlasan memberi tanpa balasan, ingatkan lagi pada mulianya memaafkan, ingatkan pada kesabaran yang akan menurunkan keberuntungan.

Sahabat, jika balasan yang kau minta darinya maka senang sesaat yang didapat, jika diri terzhalimi karena merasa ia memanfaatkan, maka sebetulnya kita mendapat gelar sebaik manusia.

“Khairunnas anfa’ahum linnaas”
“Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat”

Maka berbahagialah bagi yang dimanfaatkan jasanya, karena ia memang sebaik-baiknya manusia, bahagialah pula dengan kesabaran jika tak dapat balas jasa karena ‘Man Shabara Zhafira’, ia kan beruntung.

Teriring lisan melantunkannya, semoga teriring pula amal guna untuk kawan-kawan tercinta.

^_^
(Humairatuz Zahra)