Buscar

Pages

السلام Pictures, Images and Photos

Saksikanlah Kebenaran

Kebenaran dalam mengimani Allah, MalaikatNya, Kitab Suci, Rasulullah, hari akhir, qada dan qadarNya. Kebenaran dalam enam ; rukun iman.

Kebenaran tampak pula pada syahadat, Allah ialah Tuhan, Muhammad sang Rasul teladan. Kebenaran shalat ; Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Kebenaran pun terpetik pada perintah puasa ramadhan. Kebenaran pula pada perintahNya untuk zakat dan hadiri diri di kota Al-Mukaramah dalam rangka berhaji. Kebenaran meliputi yang lima ; Rukun Islam.

Kebenaran tampak pada perintahNya dalam rangka penjagaan kehormatan; tutup aurat bagi muslimin dan muslimat. Dari kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak untuk perempuan, dari pusar hingga lutut untuk lelaki.

Kebenaran dalam kesungguhan usaha akan berhasil, kebenaran jika kesabaran dalam segala ihwal kan berbuah keberuntungan, kebenaran dalam penitian jalan maka kan sampai tujuan.

Kebenaranpun meliputi kalimat indah basmallah sebagai pembuka segala kegiatan agar keberkehan dan kebaikan memancar daripadanya. Kebenaran menutup segala amal yang diniatkan ibadah hadir ketika hamdalah terucap.

Kebenaran Nabi Muhammad saw dalam menyampaikan risalahnya kepada umat dengan segala sifat utama nan mulia. Kebenaran debat si Ibrahim pada Namrudz saat berucap, Tuhanku menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari Barat, maka terbungkamlah raja kejam itu. Kebenaran cinta ‘Ali pada Fathimah, mengalah atau mengambil kesempatan, yang pertama pengorbanan, yang kedua keberanian. Kebenaran Maryam melahirkan Isa, nabi yang pada waktu bayi bias bicara jelas sekali.

Kebenaran binasanya Lahab dan isteri, di abadikan dalam surah tersendiri. Kebenaran tenggelamnya sang tirani Fir’aun di laut merah, hingga jasadnya bias ditemui sebagai mumi, memperlihatkan bahwa azab Allah memang nyata dan tidak luput sama sekali.

Kebenaran adalah kebahagiaan ; bahagia di saat terbaca ayat-ayatNya, bahagia ketika dituntutNya untuk berbuat mulia, bahagia dikala saling nasihat dan berbagi kebaikan dengan sesama.

Kebenaran dalam bakti pada orang tua, mengasihinya, mamatuhi perintah baiknya, menjaganya di kala mereka telah renta.

Kebenaran pada sucinya pernikahan di atas bahayanya budaya pacaran. Kebenaran pahala setelah kehalalan atas dosa di atas kemaksiatan.

Kebenaran membawa peradilan di setiap sudut negeri. Kebenaran membuncah ketika para penguasa mendengar keluh rakyatnya walau itu menyakitkan telinga. Kebenaran tentang perlunya mematuhi syari’at islam dalam segala hukum yang tersedia.

Kebeneran adalah keseimbangan, antara dunia dan akhirat. Kebenaran adalah keindahan surga dan bengisnya neraka.

Kebenaran menuntut manusia untuk berjuang atas namanya. Semoga muslimin dan muslimat senantiasa menggoreskannya walau hanya di atas pelepah kurma atau kelapa.

"Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu" (Az-Zahukruf : 78)

Tentang Aurat Wanita (lagi?)

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (An-Nur : 31)

Sahabat, mungkin sudah bosan dengan hal ini, maafkan, tetapi tak salah jika kita sedikit mengulas kembali masalah aurat ini. Agar senantiasa tercurah kebaikan pada diri tuk memahami hakikat kehormatan pada diri yang indah nan mempesona. Semoga tulisan yang masih bercela ini dapat kita arungi bersama dengan istighfar padaNya.

Sahabat, tak jemu diri ini bermuhasabah sembari menggerakkan jemari, bahwasanya Allah selalu mengawasi keberadaan kita. Di maya maupun nyata. Kadang teriris hati ketika ada di antara sahabat dengan bangga memperlihatkan hitam rambutnya, putih kulitnya, bahkan hal yang sangat (maaf) membahayakan jika yang melihat para lelaki bejat. Dan yang lebih memilukan, hal tersebut dilakukan hanya untuk dikatakan cantik. Oh sahabat, tak dikata pun, engkau tahu, bahwa Allah menciptakan manusia dengan sabaik-baik rupa.

Sahabat, mungkin sudah berapa kali disebut bahwa aurat wanita dari ujung rambut sampai ujung kaki, namun mungkin terpikir, “ah apa jadinya jika aku berhijab, namun perilaku tak sesuai dengan yang dipakai.” Sahabat, pakailah pakaian taqwa dahulu, akhlakmu nanti kan mengiringi, tentunya dengan banyak belajar dan berusaha seraya do’a mohon ketetapan hati.

Sahabat, mungkin sering terpikir oleh kita, biarlah muda berleha-leha nanti tua bakal tobat juga. Segala puji bagiNya jika memang diberi kesempatan olehNya, namun siapa yang tahu kalau saat muda tak peduli dosa, tiba-tiba dicabutlah nyawa, su’ul khatimah jadinya, neraka menununggu disana. Na’udzubillah.

Sahabat, adapun keutamaan menutup aurat itu sangatlah banyak. Di antaranya terjaga kehormatannya, terjaga akhlaknya, terjaga ibadahnya, pahala mengiringi, yang sholeh mendambai, surga menanti.

Ada satu kisah dari salah satu sahabat, ketika ia memutuskan untuk berhijab sempurna, berkobar ibadahnya, rezeki tak henti-hentinya, serta banyak yang mendambainya. Subhanallah. Pantaslah kita beriri padanya dan malu jikalau diri masih tak tahu diri padaNya.

Maka, mulailah dari sekarang sahabat. Mungkin ada yang memulainya dengan kerudung kecil dulu, celana jeans, atau baju yang masih ketat. Tak apa, namanya juga belajar, memutuskan untuk berhijab saja itu sudah keputusan luar biasa, dan Allah pasti berbangga. Foto-foto yang terpajang di dunia maya segera hapus dan ganti dengan yang lebih baik. Namun tetaplah belajar ilmuNya, hingga nanti pakaian lebih rapi, jubah atau rok tak memberi bentuk tubuh, kerudung lebar menutup dada, baju longgar lengan panjang menutupi lengan, kaos kaki agar senantiasa aurat terlindungi seperti sedang sholat. Untuk yang masih sendiri semoga ridho Allah mendapat kekasih halal cerminan diri, untuk para istri agar menjaga kehormatan diri untuk suami. Semoga Allah selalu melindungi. Mari jemput hidayahNya, sahabat yang ku cintai. ^^

Event Pena House kerjasama dengan Jay Wijayanti

Hai hai Penatic, ketemu lagi sama Pena House Agency, kali ini PHA diajak kerja bareng sama Kak Jay Wijayanti, dalam 30 menit kulik-kulik punya cerita (baru saja), terbesit pula untuk melakukan kerjasama event. Dan PJ nya tentu saja saya si Princess PJ "Lavira Az-Zahra" dan Kakak Cantik "Jay Wijayanti".
Bersamaan dengan event kami yang sedang berlangsung, event ini jadi pelengkap dalam bulan penuh cinta ini.

"Rerupa rindu itu, tak dapat kutafsirkan, hanya dapat kurasakan. Namun di sana, akankah kau merasa? Atau ini rahasia yang akan menjadi tirai penghalang di balik jiwa?"

Yaps... ini mengenai rindu, cinta akan lengkap bila ada rindu kan ;)

Sebelumnya mari simak ketentuan umum untuk mengikuti lomba ini guys :
1.Bergabung dengan grup Galeri Lavira Az-Zahra. (Wajib loh yach... ^_^)
2.Copast info event ke dalam catatan/status ke 15 teman FB kamu, posting di blog juga boleh.

Syarat-syaratnya:
1. Puisi Romance dengan tema “Rindu Rahasia”.
2. Naskah Asli bukan plagiasi dan tidak sedang diikutkan dalam event apapun. Diketik pada kertas A4, font Times New Roman 12pt, spasi 1, panjang maksimal 20 baris (tidak termasuk judul), sertakan titimangsa di akhir puisi (contoh : Blora, 1 Februari 2014), dan jangan lupa sertakan biodata narasi max. 40 kata.
3. Deadline 28 Februari jam 12 malam.
4. Hasil akan diumumkan pada tanggal 10 Maret 2014.
5. Peserta hanya boleh mengirimkan 1 karya terbaiknya.

Pengiriman naskah ke : penaagency@gmail.com (attactment).
Subject dan Nama File:
RR_judul puisi_nama penulis.

REWARD (hadiah) :
-Terbaik 1 mendapatkan buku "Jadikan Hidupmu Lebih Bermakna" karya Jay Wijayanti + pulsa senilai 50ribu.
-Terbaik 2 mendapatkan buku "Jadikan Hidupmu Lebih Bermakna" karya Jay Wijayanti + pulsa senilai 25ribu.
-Terbaik 3 mendapatkan buku "Jadikan Hidupmu Lebih Bermakna" karya Jay Wijayanti + pulsa senilai 10ribu

*Semua kontributor yakni 100 puisi yang akan dibukukan akan mendapat e-sertifikat.

Okay, tak usah menunggu lama, yuuk kembangkan imajinasimu menjadi sebuah karya yang berkarakter serta menginspirasi dunia. Let's Write now!!

Info lengkap dan pertanyaan hubungi :
Akun fb Virra Mygeisha dan Jay Wijayanti.
No. Hp : 08995718264. (Lavira Az-Zahra / Virra Mygeisha)


Salam pena sejuta cinta,
PJ event,

Jay Wijayanti dan Lavira Az-Zahra.

Hayoo, Mau Seperti Apa Anda?? ^^

Wah ganteng banget artis Korea ini. Namanya siapa sih?”

O Em Ji, gue jatuh cinta sama Ariel No*h nih, kharismanya tu dapet banget.”

“Eh sumpah, baju yang dipake sama anak-anak girlband keren-keren, jadi pengen beli kayak gitu, pasti unyu.”


Itu adalah sebagian lontaran-lontaran menarik yang mungkin saja salah satu dari pembaca pernah mendengarnya atau malah pernah mengucapkannya. Hehe..

Tak apa, menyenangi seseorang akibat fisiknya yang keren, auranya yang khas, atau ingin mengikuti setiap mode adalah hal yang wajar. Sebagai manusia memang tak ada yang melarang, yang dilarang hanyalah mencintai berlebihan seakan menuhankan dan mengagung-agungkan manusia yang pada hakikatnya fana nan lemah ini.

Menjadikan orang sebagai teladan memang tak sepenuhnya juga dilarang, karena Allah sendiri menyuruh kita untuk meneladani Rasulullah saw. atas segala kemuliaan sifat yang ada pada diri belia.

Meneladani seseorang atas yang baik-baik saja itu dianjurkan, malah iri terhadap amalpun tak dilarang. Tetapi di zaman yang mulai sekuler ini semua serta merta berkebalikan dengan aturanNya, yang hendaknya meneladani sifat orang-orang mulia, tetapi malah mengikuti mode tak syar’i dari berbagai orang yang disenanginya. Bahkan ada yang ikut-ikutan berzina, pacaran atau menurutkan kehidupannya seperti kisah cinta (sejati?) yang ada di tivi-tivi.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.(Al-Israa’(17) : 32)

Sungguh memprihatinkan memang, di zaman yang semakin hedonis ini umat-umat malah tak segan lagi melakukan tindakan yang di luar kendali. Memang, sebagian orang tak tahu akan ilmu dan sebagian aturanNya, seperti indahnya doa Nabi Muhammad saat di Ta’if, sungguh mereka tak tahu, maka ampunilah. Namun sekarang ilmu telah mulai menyebar luas, jadi alangkah baik dan terpuji jikalau kita turut mempelajarinya. Bahkan sekarang para da’i bertebaran dan sedang semangat menyebarkan kebenaran. Sekarang yang sudah tahu tapi tetap melakukannya mungkin sedang kekurangan motivasi, hingga para motivator islam pun keluar untuk mencoba membangun gairah dan semangat ibadah. Namun jika masih ada yang melanggarnya, bagaimana? Entahlah, tak pantas rasanya berujar dan menjudge bermacam alasan mereka. Berbaik sangka saja, mungkin mereka masih sedang dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan. Kita hanya berdoa semoga kita diberikan umur yang panjang dan dengan segala keberkahan di akhir hayat bisa bertobat padaNya. Eit, hati-hati pula jika memang hatinya tak bisa terbuka, Allah pernah berfirman dalam Al-Qur’an bahwasanya Allah memang sengaja menutup mata hatinya agar terus menjauh dari kebenaran.

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya[473]. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.(Al-an’am : 39)

Na’udzubillahi min dzalik.

Sahabatku, marilah kita coba memaksa diri kita agar terus dapat mempersembahkan yang terbaik untuk dunia dan akhirat. Teladani sifat-sifat yang sempurna Rasulullah, sifat-sifat utama para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau. Barangkali jikalau tak bisa melaksanakan kewajibanNya, maka cukup jauhi laranganNya. Begitu pula, jikalau tak bisa menjauhi laranganNya, maka laksanakan perintahNya. Terasa ada yang aneh? Benar, semua memiliki makna yang sama. Sebagai contoh sholat itu wajib. Jika berat untuk melaksanakannya, maka jauhi laranganNya, yaitu meninggalkan sholat. Maka disini artinya engkau tetap harus mengerjakannya. Begitu pula jika kau tak bisa menjauhi larangannya berupa Zina, laksanakanlah perintahNya, yaitu jaga hati dan matamu, menikahlah atau puasalah. Begitulah, ini adalah jual beli yang tak bisa ditawar-tawar. Hukum Allah itu sempurna dan tak ada cela.

Rasulullah yang tak pernah marah, selalu rendah hati, walaupun Ia seorang raja yang luar biasa di dunia. Ia adalah seorang pemimpin yang adil, panglima perang yang tangguh, suami yang memuliakan istri dan seorang ayah yang sangat menyayangi putra-putrinya. Adakah dijaman sekarang ini pemimpin layaknya Rasulullah? Memang inilah yang seperti Allah firmankan, ia adalah suri tauladan bagi sekalian alam.

Jadi, sekarang mau seperti apa atau siapa kita? Mau meneladani siapa kita? Sifat-sifat hedonis nan liberal yang dimiliki sebagian idol di tivi kah, atau sifat-sifat utama nan mulia milik Rasulullah kah?
Wallahu 'alam bish-shawwab..

Tentukan pilihanmu, sekarang!! ^_^



Jangan Sebut ini Akhir, Kawan ^^



2013 telah berlalu, kini kita memasuki tahun yang baru yakni tahun 2014.

Apa yang berbeda kali ini, sungguh banyak yang berbeda.

Kawan, akan ku kisahkan sepenggal perjalananku dari tahun 2013-2014 yang penuh pesona dalam kebimbangan dan fatamorgana.

Di akhir-akhir tahun 2013 dan memasuki awal 2014 perjalananku agak sedikit rumit dan terjal, melewati lembah, sesekali terjerambab pada kolam yang airnya begitu asam, kadang tak sadar aku juga menikmati saat-saat terjebak di lumpur hisap. Ah kawan, benar-benar jika saat itu tak ada sahabat yang melihatku, mungkin aku takkan pernah kembali dan selamanya terjebak pada lumpur itu.

Perjalananku tak hanya sampai disitu kawan, aku sempat memisahkan diri dari rombonganku, entah karena kesombonganku atau sok tahunya aku akan jalan yang benar dimana bisa ku lewati sendiri.

Ternyata kawan, tak seperti yang ku perkirakan, aku sendirian saat itu, tak satupun mengikuti, dalam gelap, dalam sepi, dan anehnya aku menyukai hal itu. Hanya berbekalkan satu lilin, meleleh pula, dan melukai jari-jariku. Di jalan itu ku terus berjalan, hingga akhirnya kakiku terjerat belukar-belukar kejam. Ah, hanya belukar pikirku, ku singkirkan perlahan belukar-belukar tak bersalah itu, hingga ku lihat ke depan, semakin gelap, dan ternyata jalanku telah ditutup oleh belukar dan mencegah cahaya mentari masuk. Lilin yang ku pegang tinggal setengah, aku menyerah, ku matikan lilin, lalu ku dirikan tenda di Antara semak belukar. Aku menikmati saat-saat disana, pikirku akan ada orang yang membawaku dan menolongku lagi, tapi kawan beberapa hari ku terjebak dalam belukar, gelap dan sendiri, tak ada seorangpun yang datang. Aku semakin bingung dan putus asa.

Aku semakin tak nyaman dengan suara-suara burung gagak yang angkuh yang selalu mengganggu istirahatku, walaupun aku bisa bertahan dengan persediaan makanan, tapi ku tetap saja tak tenang karena tak bisa pulang.

Suatu hari aku putuskan untuk mencari jalan keluar sendiri, dengan berbekalkan satu pisau ku potongi belukar yang menutup jalanku itu. Kau tahu, belukar yang ku potong semakin lama semakin berduri dan melukai tangan, kaku dan pelipisku. Sempat ku berfikir hal ini akan sia-sia dan lebih baik aku kembali berbalik mengejar rombongan, tetapi sepertinya sudah terlambat, mereka pasti sudah jauh, yang ada aku hanya akan berjalan sendirian lagi.

Aku menangis dalam gelap, berteriak, dan aku sudah merasa muak. Aku kembali terdiam dan merenung, akankah aku dapat berhasil keluar dari jalan gelap ini. Kembali ku fikirkan hal ini, jika ku keluar, tubuhku akan banyak mendapat luka tapi aku akan pulang dan menemukan cahaya lagi. Jika aku diam saja, tubuhku akan tetap baik-baik saja, namun kan kudapati kesendirian yang gelap lagi.

Entah bisikan gaib darimana, aku beranjak dari tempatku bersandar, ku ambil pisau kecilku kembali, lantas ku potongi lagi belukar yang menutup jalan itu. Aku sudah tak peduli dengan tubuhku, biarkan hancur, yang penting aku bisa menemukan cahaya.

Alhasil, perjuanganku tak sia-sia kawan, belukarnya semakin hilang, cahaya perlahan-lahan masuk melalui celah-celah. Senyum tersimpul, akhirnya aku berhasil.

Segera aku berlari keluar menuju sungai terdekat, ku bersihkan darah-darah yang telah mengguyur tubuh dan bajuku. Yah walau masih berbekas goresan-goresan luka, setidaknya tubuhku lebih bersih dan terasa lebih segar.

Ku lanjutkan perjalanan dengan ransel hitamku, perjalanan kali ini terasa lebih ringan. Namun tiba-tiba aku harus berhenti pada suatu jalan persimpangan. Ada dua jalan disini, yang pertama jalan itu bernama Kebenaran dan yang kedua bernama Kenikmatan. Ah, aku mulai pusing lagi kawan.

Aku sempat terdiam berfikir lama, saat hendak menginjakkan kaki pada jalan kenikmatan, aku tak tahu jalan itu benar atau tidak. Tapi kalau aku menginjak jalan kebenaran, berarti itu memang jalan yang benar dan pasti baik. Tapi ku lihat dari jauh jalan Kebenaran ini tak rata, ada lembah, bukit, semak yang harus dilalui lagi. Sedang di jalan kenikmatan, jalannya lurus, hanya ada beberapa kerikil, pemandangannya indah, tapi kawan jalan kenikmatan tersebut sungguh sunyi, dan sedikit gelap.

Aku bimbang lagi kawan, jalan mana yang harus ku ambil. Setelah berpikir untuk kesekian kalinya, mungkin juga hidayah dari Sang Kuasa, kakiku melangkah begitu saja ke jalan Kebenaran. Ku susuri perlahan, hingga aku bertemu dengan seorang perempuan penduduk sana. Ku tanyakan padanya apakah jalan yang ku ambil ini menurutnya benar-benar ‘Kebenaran’, “iya!” jawabnya simpel dan tersenyum padaku. Sontak aku memeluknya dan melinangkan air mata, bahunya basah, aku tak peduli. Lantas perempuan tadi membawaku ke kediamannya, diobati dan di balutnya luka-luka ku hasil perjuangan kemarin. “Semoga cepat sembuh dan bertemu lagi dengan kawan-kawanmu,” bisiknya. Aku hanya bisa tersenyum bahagia, ya aku memang berniat lagi untuk menemukan rombonganku yang terpisah. Aku berjanji pada Tuhan, padanya dan pada diriku sendiri, aku akan mengikuti alur kebenaran ini, bertemu rombonganku, dan berjalan bersama lagi. Aku takkan sombong lagi kawan, takkan sok tahu lagi, dan takkan meremehkan rombonganku yang dulu telah berusaha menasihati aku.

Kini aku akan pulang, walau ku tahu perjalananku kali ini pun takkan mulus, tapi setidaknya aku punya teman, dalam terang, damai, yang bisa mengobatiku saat aku terluka, atau sekedar memberikan aku sepotong roti. Hehe

Petualanganku belum berakhir sampai disini kawan, jadi jangan sebut ini akhir ^_^
Berangkaaaat~